Sejak sewindu terakhir, circa tahun 2016 beberapa pemuda yang terdiri dari mahasiswa UI (Universitas Indonesia) telah berpikir dan berkeinginan bagaimana untuk menciptakan sebuah sistem rantai pasok yang komprehensif bagi pondok pesantren. Long story short, pada tahun 2023 akhirnya mimpi para pemuda itu yang digawangi oleh Ahmad Luthfi memulai perjalanannya dengan sekoci bernama Santrichain.
Ahmad Luthfi yang juga CEO Santrichain menginisiasi program dengan tujuan mengharmonisasikan ekosistem pesantren. Lebih dari 1.000 pesantren-preneur yang menjadi mitra strategis Santrichain. Lebih dari 400 pondok pesantren yang telah menerima dampak langsung dari hadirnya Santrichain berupa peningkatan kualitas SDM, terjaminnya rantai pasok kebutuhan pesantren, serta jejaring yang solid di dalamnya.
Mulai dari berlayarnya sekoci Santrichain hingga kini, Santrichain terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif serta menjadi pionir bagi pertumbuhan dan perkembangan ekosistem pondok pesantren. Perlahan namun pasti, Santrichain mulai berevolusi dari sebuah sekoci menjadi sebuah Superyacht yang gesit.
Mutakhir, Santrichain sebagai pusat solusi dan inovasi teknologi pesantren sekaligus pionir manajemen rantai pasok ekonomi pesantren berkelanjutan tengah mempersiapkan rencana ekspansi bisnis ke Arab Saudi. Melalui dedikasi dan komitmen yang tak kenal lelah, Santrichain terus mengukir jejak sebagai pionir dalam pertumbuhan dan perkembangan ekosistem pondok pesantren melalui terobosan-terobosan terbarunya.
Melalui ekspansi bisnis yang terus-menerus, Santrichain kini menancapkan simbol kedigdayaan pesantren dengan merambah ke pasar internasional. Langkah ini bukan hanya sekadar perluasan geografis ke negeri suci itu, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Santrichain tidak hanya menjadi penggerak di dalam negeri, tetapi juga di dunia internasional. Dalam hal ini, Santrichain tidak hanya menciptakan dampak positif bagi pesantren lokal, tetapi juga menjadi teladan bagi inovasi dan keberlanjutan di skala global.